Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

SUMPAH NEGERIKU

Gambar
Atas nama bangsa tertoreh kemerdekaan Kemudian sebuah ikrar pun terucap Menjadikan sebuah tonggak sejarah negeri Satu ikrar, suatu kristal,  sebuah semangat juang Cita-cita bangsa mampu terwujud Akan ada tanah air Indonesia bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia Dan kami putera puteri Indonesia d engan seksama mengucapkan sumpah setia yang sucu “Kami poetra dan paetri Indonesia mengakoe bertoempahdarah jang satoe tanah air Indonesia kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia kami poetra dan petri Indonesia, menjoenjoeng bahasa persatuan, bahasa Indonesia“ Tertanda  Djakarta, 28 Oktober 1928.   Subuah semangat terpancar suci, terdengar nyaring sampai kepelosok negri, bahkan kenegara-negara sekalipun. Terlahir dari lubuk hati sanubari terdalam Kibarkan sebuah bendera kemerdekaan kemenagan bangsa Agar mereka tau bangsa yang telah dijajah  ratusan tahun, kini mampu bangkit dan angkas sejanta,...

DEMI BANGSA INDONESIA

Gambar
Pada mu negeri jua aku mengabdi Diatas 34 penjuru nusantara aku bersujud Berjuang, merdeka hidup atu mati Patah tumbuh hilang kian pula berganti Kemerdekaan takkan lekang begitu saja Meski tubuh kau koyak moyak Inilah kemerdekaan Negri yang tumbuh berjuta jiwa Beragam corak  kian beriak-riank Beragam suku, budaya, agama, adat,  maupun  istiadat  Dalam lamunan isyarat Aku menagis kala hujan lebat Meneteskan airmata darah Mengenggam sebuah harapan Dikepal tangan merdeka Terus ku ucap merdeka, merdeka, merdeka, hidup atau mati Demi masa dan demi mu ibu pertiwi, dan meski tumpah darahku tak terhirau bagi ku Tak pula gentar menerjang, angkat senjata dan tak pula ragu mengais harap Meski labuh dipangkuan jua ,Tak sedikit pun goyang Aku harus merdeka diatas bumi negeri ini dan tumbuh bersatu padu dan tak pula cerai berai. Merdeka, merdeka hidup atau pun mati Bumi ku pertiwi, kucurahkan untuk kelak anak cucu penerus bangsa. ...

SENYUM SERIBU MAKNA

Gambar
Senyum seribu makna, kau terindah pagi ini mungkin sangat berarti ketika kau labuhkan senyum dianta bias jinga sang surya, kau terkagum, dalam lembut jemari mu kau semai semangat rindu pada sebuah bingkai nadi. Tercatat lah sebuah keindahan diantara lesung dikedua pipi, tampak menarik ketika ia membentuk pola seperti menarik melambaikan tangan kepada kehadiran insan. Rebutlah suatu kedamin, rangkul dan belai dengan kasih sayang, karna hari kau jadikan berarti dengan sapa senyum teruntai tulus serta iklas terpancar jelas diseraut muka yang amat dalam.   Batam, 11/09/14. Imaji  D. Gulthom.

OMPONG

Gambar
Ompong Kosong,botol Bingung ,tak ada seraut wajah  Apakah arti tak tertanda itu? Bisu juga Tak memerah-merah juga Air muka tubuh linu Ompong Kosong,botol Mana mungkin terbilang, mana mungkin terbaca? Dimana  kau simpan tanda-tanda Begitu rapat kau pegang erat Hingga tak satupun ada yang tahu Kecuali tuhan Kau ompon Kosong,botol Dasar tikus berdasi Batam, 27 September 2014

AKU BERHARAP SERIBU TAHUN LALU

Aku hadir berjuta-juta tahun Aku mulai letih berkoar-koar seribu jaman lalu Seribu jalan ku cari hingga menbongkah tanah gersang Tak satu jua yang peduli Semua tampak rampung, hening diam bagai patung Sedangkan aku adalan sisa-sisa dari mereka yang terbuang Mereka telah buta, diaduk oleh kimilau zaman berpesta poraria Sadarkah mereka menciptakan mala petaka disekeliling mereka sendiri Beberapa peringatan sering melanda, mereka jua tidak peduli. Tapi pada hikayatnya aku lah penyebabnya Masih jua tak ada yang peduli Hingga sampai akhirnya Aku masih berupaya merangkul dahi-dahi kering Waja-wajah yang lusuh di balut peluh di pingir pojok-pojok kota Aku sampah bercecer digaris jalan merdeka Tak ada satu kata yang mampu terucap dan tak jua sampai menyapu harap Hingga aku hening meniti sebuah harapan, sapai padanya jualah sebuah kindahan yang nyata.. Batam, 18 Juni 2014

DENDAM

Gambar
Menatap wajah bergeming air mata Pada luka tak pernah sirna Ia merebak diantara dendam Menatap bagi musuh Melawan bagai busur Menancap bagai tombak Menebas empas, bagai golok Menusuk bagai perigi Menetak badai Menerjang ombak Ia perkasa, tak satu pun terluka Ia tak jatuh Ia belari Ia rindu Ia tak malu Ia haus Akan darah dihisap habis Batam, 19 Mei 2014

PENGHUJUNG PERSIMPANGAN

Gambar
Persimpangan jalan hendak diseberagi Keraguan gelisah dalam diri Di persimpangan terhenti Memikirkan mana akan disebrangi Persimpangan  jua kaki tak mampu memberikan isyarat, atau pun janji Persimpangan jua tak memberikan tanda maupun simbol Hingga memberikan kebimbangan Persimpangan menghentikan jejak langkah bujuk rayu nan bisu Persimpangan terhenti hening memikirkan jalan hendak disebrangi Persimpangan bergetar sukma Menggoyah iman menebas empas membelah tubuh Mengupas kulit-kulit rebah  jatuh ketanah Persimpangan langkah terhenti tak berujung sebuah penantian Dalam batas angan Impian yang tertunda                Kerinci,  23 Desember 2013

PETANG

Gambar
Dikala petang, awan bermurung berbias jingga Matahari mulai perlahan terbenam  Terang terendam gelap, sayap-sayap elang patah diterjang kelam. Daun-daun kian berguguran, ranting-ranting kian patah, batang pun rapung kemudian tumbang dimakan zaman. Dikala petang datang Barisan kian dirapatkan menuntun kehusuk  Kesucian pertaubatan keridoan Ke Esaan, dibalik petang merah jingga penantian kian pasrah  Batam,  April 2014

WANITA KU

Gambar
Paras wajah nan ayu, wanita ku Kau telah mampu berdiri tegap, tak satupun badai yang dapat menerjang menghalang Kau kokoh seperti pohon jati yang besar Ayo terus lah berjuang seperti raden ajeng kartini Kibarkan bendera kemenangan mu Tunjukan kepada duni bahwa kau mampu Bahwa kau punya semangat hidup yang berkobar-kobar Untuk melahirkan jiwa yang bersih Meski kau pernah merasakan pedih perih Luka yang menganga Sakit yang meronta Kau bangkit, terlahir kembali kedunia untuk kedua kalinya  wajar baru berbinar-binar sutra  Kau  ya, kau yang jauh disan ya kau, kau mampu merapihkan benang seketika kusut juga mapu membersihkan jiwa ditengan kemelut hingar bingar dunia Ketika terang direndap gelap kau kuat Seribu satu yang mampu bangkit dari ribuan, malah jutaan manusia yang ada  Kau, kau yang masih terkasih terpilih dari yang lain oleh NYA Batam, 30 April 2014 (R. meretas)

SEPUCUK SURAT

Gambar
Dari Raden Ajeng Kartini   Haaa Haaa Dari gelap terbitlah terang 27 April 2014

NGAGAH NINEK

Gambar
Kesaksiannya pertalian batin nenek ku Sebuah kematian Dengan sebuah tradisi ... Upacara ngagah diritualkan Terawak dimainkan diarak sepanjang kampung Disertai tarian silat dengan sebilah pisau Roh roh roah  Datang lah Uuu... ninek moyang kamai gagah perkasa Datanglah Uuuu.....ninek moyang tingkah Datanglah Uuu..ninek sarintak ujoa panas Datanglah Uuu. ninek moyang ulu balang tiga Penghuni gunung rayo berjiwa kasatria Datanglah pada kami anak cucu mu Bayar bagun hilang patutlah diganti Hilang Belang diganti belang Ekor diganti ekor Mata diganti mata Taring diganti taring Kuku diganti kuku 11 April 2014

PERTIMBANGAN DOSA

Gambar
Bagai mana cara untuk aku memulainya Kebohongan ini tersimpan sejak lama Agar tak ada dusta dan dosa Agar tak salah dan dipersalahkan Diantara persimpangan kian membuatku ragu Kereta waktu pergantian musim pergantian waktu Mengharap keredoan jalan yang hendak ditempuh kian bertebing dosa Menyusuri setapak kian berbatu mahligai Mengarungi samudra kian menggelora Seakan tak sampai dipenghujung kemerdekaan Sembari mengelus dada hendak tersesak Tangis seraya sedih teriring serempak Hati pun hening, air mata mulai melinang binar Jalan  hedak ditempuh menuai cerita berbabak peristiwa Terteguk dilubang kerongkongan, kemudian tertelan hingga tak kuasa terucap  Aku dan perjalanan terus mengiring doa tertui bersajak serak Mengharap rido ketentuan yang telah digaris hitam dan putih Lemah tertindas kaya merdeka miskin pun terhina Hukum diatas dunia tertera  begitu Apakah ini dosa Dan apakan ini petaka Dan apakan ini jalan  keridoan ...

TOPENG KAYU

Gambar
Wajah terselip topeng-topeng kayu Tak bisa dibaca tanda-tanda Hanya dibalik topeng Menghilang kan jejak Seraut wajah dusta dibalik topeng  Tertipu palsu ****

NGILU

Sepengal tanah surga Dibawah cakarawala Gunung menjulang Hamparan sawah menbentang Angin sepoi sepoi melintasi disekujur kulit ku Dingin mengigil Ngilu Desa ku  mulai terbelengu terendap zaman Menyayat-sayat Meregang dendang Menghentak-rentak Mengelupas Puing-puing keserakahan bergeletak Memangsa pucuk-pucuk tumbuh Lenyap oleh arus modrenisasi Tangis tak terlihat lagi Tawa tak gembira lagi Hujan kian mengigil Panas tak teriak Mata hari suram  Bulan redup manja Bintag tek lagi berkilau Tanah subuh kian terkubur Daun-daun berguguran Reranting patah  Pohon pun tumbang Tak ada tempat bergantung Kala zaman merobohkan yang lalu****

TERUSIK

Aku mengusap wajah  ketika air mata lelah meneteskan duka Menepis perjalanan kian memberi wara bercorak riak Sapa aku dalam tawa luka dalam jiwa Tubuh, aku merontak mengenang nestapa kian tak akan sirna Terusik rindu-rindu, mimpi-mimpi akan jadi kenyataan Mengingat jalan yang hendak ditempuh beragam corak riak Kemana harus aku sapa bayangan-bayang dikala senja berujung bahagia Terjang jurang mana yang hendak menjadi rintagan Aku lalu lalang menyusuri mimpi kian terusik beribu banyak riak Beribu-ribu persimpangan menghalang jiwaku Hendak kemana aku melangkah dalam permulaan Aku terus terusik beragam bentuk hadir dalam pikiran Masih saja terusik mimpi dalam genggam banyangan Adakah suram yang aku petik senja nanti Apakah kebalikan dari semuanya Ini lah aku yang terus menanati teka-teki mimpi dalam gegaman bayangan Yang terus terusik beragam corak riak yang menghalang lalu lalang Terus hadir disetip perjalanan langkah Yang tak berkesudahan. ...

SANDAL JEPIT

Gambar
 Sepasang sandal jepit  menghitung langkah mengapai masa depan Menemani petualang  tiada henti setiap sudut mengukir mimpi masa depan Arungi terjang jurang dalam samudra Menemani setiap langkah demi langkah pengembara mewujudakan mimpi perjuangan pengorbanan Berkobarkobar takluput padam Sepasang sandal jepit tersipu malu mengotori debu sepanjang perjalanan yang ditempuh Setip langkah melahirkan kenangan pahit jauh jalan perjalanan Terhalau bara, tersandung batu, terinjak jejak tajam kerikil-kerikil tajam Menatap bimbang sepasang sandal jepit masih erat mengikat tapak Bumi dinjak langit dijunjung mengikis setapak kerak jejak perjalanan Setapak demi setapak***

IMPIAN

Ketika tumbuh alang alang bergoyang Subur daun dan tanah Di atas pohon  tumbang Angin menyapu disetiap ranting pun patah Hingga rebah keatas tanah Wajah awang awang musnah Awang diatas awang Awang awangan Awang bulan Awang matari Awang suram  Awang jalan Awang resah Awang patah Awang putih Awang hitam Aaaaiii  awang awang Aampai kapankah awang awang Jauh dari awang awang Jangan kau ganggu alang alang awang Pergilah jauh dari alang alang Di atas awang awang                                      Patimuara Jambi-Indonesia, 03 Afril 2012

PEREMPUAN MIMPI

Roh dalam raga Santun dalam jiwa Bergejolak asmara Pada perumpuan separoh usia Menyambung tali ngikat generasi Menyonsong mimpi untuk negeri Perempuan separoh usia Menyantun menyanjung mimpi Berbakti memberi ilmu pasti Diantara sepi dan bakti Memberi harap tali tak putus di jari ngikat mimpi generasi Tumbuh berbakti jangna patah dihati Tuntun lah generasi dengan budi pekerti   Mulia dijalan ilahi Perempuan separoh usia Roh dalam raga Sajung santun unutk perpuan separoh usia Yang tak pernah mati berbagi memberi mimpimimpi generasi                                                                       ...

TANPA JASA GURU

Sepanjang garis kerinduan Guru aku masih hening suaramu mengeja setiap kata Lihai membaca definisi terdahulu materi pembelajaran Tentang drama puisi dan jurnalistik dan tak lupa sejarah sastra Mengigat aku kembali pada masa terdahulu Saat para definisi berbicara  fonologi   lantang bahkan mendengar dengan jelas Menyimak terampil setiap ejaan kata demikata dibaca Prakmatik memberi nuansa kata lembut membujuk hati kadang perih tertahan Tapi tenaglah semua itu bisa diatasi dengan belajar filologi Sambil liburan mencari buku untuk bahan wawasan pengetahuan Bukan buku dari hasil diktator cuma copyi  belajar menambah wawasan Sosiologilah mengkaji tetang sosial Sosialisasi dengan mahasiswa Dengan teman sejawat sendiri Terkadan terbang kandang  Dari satu sampi kandang yang lain Semua itu unutuk mahasiswa Pengetahuan dan pengalaman mesti digali Di dalam dan diluar Bagi mahasiswa atasannya mempunyai kedaulatan Mengatur jalannya ...

GENERASI BANGSA

Diantara perbedaan memberi keindahan Aku barisan yang berdiri tegap diantara beragam corak warna Meminta  sama derajat jangan ada perbedaan Beri satu harap agar genersi tumbuh subur  Kita tak pernah tahu dalam lubuk dan ikannya Apalagi mampu menghitung pasir yang terhampar dipinggir bibir pantai Kita takmeski sama takpula menyatukkan warna Tapi kita  adalah generasi bangsa untuk masa datang Generasi tumbuh semangat  berkobarkobar Menjunjung tinggi harkat martabat bangsa Mewujutkan citacita bamgsa dan Tanah Air Idonesia Berbeda tapi tetap satu jua Merdeka merdeka merdeka Bagi bangsa indonesia                                                 Kerinci Jambi-indonesia, 18 Maret 2012

PETUAH

Telah tertanam petuah sebagai wejangan pengembara Singgah didasar hati rahim yang telah dibuah Sebelum menginjak tanah penuah resah Petuah tanamkan iman pada rahim yang dibuah Menjadi darah daging pada yang terbuah Agar taknista dijalan Esa Tak dusta di dunia fana sementara Agar tak mati siasia Satu petuah penuah takresah beri satu petuah pada rahim yang telah dibuah Jagan patah terbelah kejalan yang salah Dalam akan samudera yang ditelusuri Ingat lah petuah yang telah menjadi daging Daging yang diberi beserta darah setelah dibuah Supaya menjadi arah Esa jalan yang berbuah Dunia patah petuah resah pada rahim yang hidup ditengah Bulat bentuk penuh rahim rahim mulai patah Iman goyah mulai membelah keyakinan Tapi rahim yang dibuah tetap junjung petuah Untuk Esa Penuh jalan merekah diujungnya akan Ada persinggahan megah Yakin lah                   ...

MUSAFIR

Sengaja aku usir kemarau Keramaian kembali kelam Kelam adalah keramain pertapaan Wujud khusuk penciptaan Musafir tak akan musnah mencari makna Apalagi musnah dimakan zaman Tak lekang dikarna akan panas Maupun rapuh dikala hujan Ia tetap teguh diantara rupanya Tak terkokoh batas pendirian Tegun tak berai-berai juga  ****

RENUNGAN GUBUK

Kembalilah dalam purnama penuh Cukup sudah senjamu Kini petik lah lahan yang telah kautanamkan Beribu macam yang tumbuh Beribu warna yang menghiasi indahnya disekitarmu Senja menuju pelangi hidup Hiruplah dengan wangi harum bunga Senantiasa bertaburan dipematang usia Kembalilah dalam pelukan jari-jari kecil kini telah tumbuh dewasa Di gubuk tua dimana bahagia masih berbingkai embun pagi seperti dulu Sejuk bahkan kesunyian menjadi nyayiar rindu masa itu, terus mengalir memberi arti Hidup dalam langkah panjang, dimana  rasa diantara kesedihan, tawa dan linangan air mata talah kau rangkul dalam gubuk ini Kita bersama membagun gubuk menjadi istana walau kian taksempurna, cukup bahagia terasa untuk saat itu dalam gubuk. mengingat tak akan pernah terlupakan sampai akhir masa Kembalilah dalam purnama penuh, dimana janji  akan dikabulkan dalam doa,  kuasa Tuhan atas segala untuk kita yang merindu     Doa yang berkepanjangan yang terus kau...

DASI

Berdasi bukan kuli bukan juga petani Berdasi bersolek diatas kursi wangi! Dibalik derita dibangun pondasi Berdasi suka mencuri Jajan dipinggir kali Peduli bukan arti Mati urusan nanti Harta tahta wanita Maukah menjadi saksi Bersolek untuk para berdasi ooooooohhhhhh Terkutuk lah kelam kau jadikan terang terang kaujadikan kelam Susah dipermudah  jalan menjadi licin pintas pinta menjadi sasar sarang Lemah kau telan Kuat kau pandang Terkoyaklah sudah kulit kau jadikan gendang Diarak sepanjang generasi mengikuti jejak berdasi menaburkan wagi-wagi Percuma hanya pemanis masa untuk duduk dikursi sana Jalan kau buat agar sepatu kulit mu bisa melewati krikil tajam Berdasai hanya menabur janji wangi-wangi  Tetater AiR Jambi, 25 Februari 2012

GADIS TUMPAH

Sepasang angsa gagah berdiri diatas sejarah Sepasang angsa simbol negeri petuah Meruah petuah tumpah Marah Tangis  anak gadis meminta darah Dulu merekah sekarang tumpah berserak-serak Dijalan-jalan kota Dijalan-jalan desa Dipinggir kota remang jalan surga Sepasang angsa berdiri diatas sejarah Tangis tak bisa menentang keras badai Tangis takbisa menentang terjang ombah Tangis tak bisa membuat apa-apa Hanya peristiwa yang mampu membuat tagis Sepasang angsa           Teater AiR Jambi, 25 Februari 201