IA DATANG KEMBALI
: Masalah Kabut Asap yang Tidak Bisa Terselesaikan
Ia datang kembali takpernah kuharapkan
Mendekap bersama kemarau berkilau dengan derau
Melabuhkan nestapa menyiksakan luka menganga
Peristiwa serupa ini datang kembali menghampiri negeri
Ia datang serupa dupa menembus cahaya terkontaminasi
Kabut pekat melanda menebal menghujat batas pandang
Hanya gelap terasa menyelimuti selaput mimpi
Wajah-wajah bersedih bertengger di dinding nadi
Ia sudah mengepung mengelilingi cakrawala
Mengoyak-ngoyak samudera harapan jiwa
Kini tiada bisa lagi berpandang-pandangan
Hanya bisa bertahan menunggu bala bantuan
Meminta suatu keajaiban memberi ruang kebebasan
Asapnya berkabut menjadi asupan anak negeri
Para pelajar berhenti melangkah geraknya patah
Melongak-longok di pinggir pengharapan
Dalam doa dadanya sesak terkatup-katup
Menembus kabut kental bergulung-gulung
Mengikat bulan bersinar munculnya taknampak
Bayang bergelombang dihapus olehnya
Bercerai-berai jejak penat menyengat
Membakar lahan ladang gambut dan serabut
Baunya pengap mengoyak selaput pengharapan
Menyisa luka menggrogoti mimpi anak negeri
Kesekian kali peristiwa ini terus menghantui
Tiada bisa berhenti, tiada yang menghentikan
Mereka bungkam padahal mereka merasakan
Membisu di atas segala peristiwa kelabu
Kaum - kaum cukong asik menari memetik segala keuntungan
menyebabkan petaka bagi bangsa
Bumi telah terluka ia menjerit kesakitan
Tangan-tangan serakah menjiarahi peradaban tanpa pertimbangan
Hati mereka tertutup oleh kelam menggumpal di rongga jiwa
Tiada yang bisa diharapkan
Mata mereka tajam seakan-akan kelam memandang
Sementara mereka lantang bersuara, namun kini bungkam
Tiada satupun dapat mencegatnya datang
Bencana ini takkan pernah hilang
Selalu membayangi anak negeri
Sampai takada lagi pengharapan.
Jambi, 22 Oktober 2023
Komentar
Posting Komentar