Berbincang Dengan Erviana Madalina Sutra Dara Muda


Dari Hobi Nonton Film, Akghirnya Bisa Buat Film Sendiri
  
Masih SMA bisa buat produk film sendiri dan sering ikut lomba Nasional dan Internasional

AHMAD YANI- Batam

Berangkat dari hobi dan kecintaannya kepada dunia seni perfilman, salah seorang pelajar SMA Kota Batam kini bisa membuat produk film butan sendiri.

Rabu (21/10) pukul 14.00 WIB, saya mendatangi sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Batam, yang  beralamat di Jalan. Kavling Lama, Sagulung.  Kedatang saya untuk menjumpai Erviana Madalina, 18, tahun seorang  pelajar yang masih menduduki bangku kelas XII MIPA (Matematika Ilmu Pengetahun Alam).    

Kedatangan saya di sambut oleh Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, juga sekaligus guru pembina mata pelajaran seni budaya, bernama Sardayenti,"Ada yang bisa dibantu pak, mau cari siapa?" tanyanya.
Kemudian saya menyampaikan niat untuk menjumpai Erviana Madalina yang merupakan siswa di sekolah tersebut, kemudian guru  mengajak ke ruang tunggu yang berukuran 6 X 4 bewarna krem. "Silahkan duduk pak," ucap seseorang waniat berumuar 47 tahun yang memprsilahkan menduduki bangku yang berwarna kuning di ruangan tersebut.

Kemudian Ia pun meminta kepada salah satu siswa untuk memanggil Vian nama pangilan yang kerap disapa rekan-rekanya di sekolah. Tidak begitu lama sorang siswa yang memakai baju abu-abu, bercelana coklat dan berjilbab pun datang menghampiri."Duduk lah" kata guru kepada Vian. 

Dengan duduk berhadapan sambil memengang sebuah phonsel Samsung  siswa berdarah Pekanbaru dan Jawatimur ini mengaku senang bisa membuat film sendiri. Vian mengaku mencintai dunia seni dan menjadi sutradara dimulai sejak menduduki bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tugas akhir Teknik Informasi Komputer (TIK),  pada saat itu tim yang disutradarainya behasil menang dengan judul film yang dibuatnya,"We Can Do It," (Kita bisa melakukanya, Red)  film yang berdurasi 30 menit.

Hal tersebut lah yang mendorong dan menjadi perkenalan pertama bagi dirinya di dunia seni perfilman. Tak berhenti sampai di sana saja, untuk tetap terus menjaga bakat dimilikinya dan terus menimba ilmu. Menginjak bangku kelas XI SMA Dia pun mendaftarkan diri ikut bergabung dalam Worshop Seni dan Film Keliling Idonesia yang saat itu bertempat di Duta Mas blok P nomor 29. Mengikuti bidang Cinematograpy. "Pengambilan gamar, pembuatan skenario, editing, dan menjadi sutradara. Semuanya dari pra produksi hingga pasca produksi," ujar Vian.
 
Saat mengikuti Worshop Seni dan Film Keliling Idonesia, ia mulai dituntun menjadi sutradara membuat sebuah film yang berjudul "Sampai Mati" berdurasi 15 menit. Film tersebut menceritakan tentang para pemuda yang masa kekinian yang berbeda dengan masa lalu. Kemudian hasil karya tersdebut di ikutkan dalam lomba  Festival Film pelajar Batam 2014 yang bertemakan "Supah Kita Satu,". Meski tidak meraih juara, tetapi ia mengaku senang bisa membuat film"Saat lomba waktu itu karya kita hanya masuk nominasi saja,"punkas siswa yang berkulit kuning langsat itu.

Usai mengikuti Worshop Seni dan Film Keliling Idonesia, Vian bersama rekanya tetap terus berkarya mereka kemudain sepakat untuk tetap membuat karya film dan membuatr wadah berkesenian dengan nama "Tomat The Original Movie and Art". Berdiri, Kamis (31/12) tahun 2014. Tomat memiliki filosofi yaitu wadah berkumpulnya manusia yang kritif dan inofatip yang bersatu dalam kesucian untuk bekarya di bidang seni dan Film dengan misi ingin menjadi warna untuk perfilman di Indonesia.berdirinya Tomat digagas oleh Aryanti Agustin, produser film dan juga pembina,"Anggota Tomat berjumlah 11 orang yaitu Erviana Madalina,Arvian, Heny, Vista, Dinar, Ica, Novi, Abil Rival dan Yatno," tegasnya.

Denag adanya wadah tersebut, kemduan mereka kemabali membuat film dan Vian menyutradarai filem pendek yang berdurasi 5,5 menit dengan judul "Ubah" menceritakan tentang sampah."Dibaling makna ubah itu menandai kebobrokan kepemimpianan yang harus diubah seperi, korupsi, penyalah gunaan kekuasaan dan lainya-lainya," punkasnya.

Kemudian karya tersebut kembali diikut sertakan diajang perlombaan tinkat Nasional dalam lomba Festival Film pelajar Surabaya 2015. pada Sabtu (23/5) sampai Minggu (24/5). Dalam perlombaan tersebut mereka berhasil meraih juara dalam kategori Penata Artistik Terbaik dan berhasil memboyong tropi, piagam dan uang pembinaan," saat itu ada 211 karaya seluruh Indonesia dari kita berhasil menyingkirkan 210 karya," terangya siswa berwajah bulat itu.
Sebelumnya kata Vian pada bulan Februari 2015  dalam judul yang sama "Ubah" juga pernah diikutkan dalam lomba Festival Film Indi di Lampung, juga mengirim karya, di sana mereka hanya meraih nominasi film terpaforit saja. "Senin (13/10)  kita juga sudah mengirim karya Ubah Ikut lomba Festival filmYogyakarta. Pengumumnya Sabtu  (5/10), mudah-mudahan meraih juara," beber siswa yang nantinya ingin ikut bergabung di pembuatan film holiwod.

Karya Ubah ini diketahui juga pernah ke Australia dalam lomba Film Festival Indonesai, yang berlangsung di Autralia."Yang mengadakan orang Indonesia yang ada di sana, karay kita krim pada bulan maret 2015," kata Vian.

Setelah membuat film kedia dengan judul Ubah,  Saat ini mereka juga membuat film dengan judul "Setengan Putih" kali ini mereka menceritakan tentang sosial, soal kekerasan pada anak.

Usai menduduk bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Vian mempunayi tekat dan jiat untuk melanjutkan sekolah ke Institus  Kesenian Jakarta (IKJ), mengambil jurusan film dan televisi***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Heri Perajin Knalpot di Batam

Pelajar SMKN 1 Batam Jadi Utusan Indonesia ke Jepang