Mujiantun, Pemilik Usaha Snack Kenji Batam

Berdayakan 34 Janda dan 62 Anak Yatim

Dulu hanya mendapat pesanan disekeliling komplek perumahan, sekarang olahan makanan buatan Mujiatun kini sampai ke Singapura, dan Malaysia. 

AHMAD YANI-Batam

Waktu telah menunjukkan pukul 13.30 WIB, wanita berjilbab hitam berbaju garis gelap duduk dikursi kecil di ruang tamu berukuran 4x4 meter di Komplek Perumahan Bambu Kuning Blok B 19 Nomor 35 Kelurahan Bukit Tempayan Batuaji. Wanita itu terlihat tengah asik berkutat dengan plastik-plastik dan botol-botol kecil yang ada di depannya.

Tangannya yang cekatan memegang sebuah alat untuk memasang
label harga pada sebuah makanan yang telah terkemas di dalam plastik ukuran setengah kilogram, dan makanan dalam botol berisi  180 grm dan juga kue yang disusun rapi didalam bungkusannya.

Makanan-makanan yang sudah terkemas dengan rapi itu dipersiapkan untuk diantar ke toko-toko dan konsumen yang sudah memesannya. Hampir setiap hari wanita itu bekerja  ditempat yang sama yang memiliki satu mesa dan tiga kursi. Dia merupakan salah satu pelaku Usaha kecil Menengah (UKM) makanan ringan di Kota Batam, bernama Mujiatun asal Pono Rogo pemilik usahan Snack Kenji Batam.

Wanita berusia 46 tahun itu menuturkan, usaha tersebut mulai ditekuninya sejak 2009 silam. Bermula ketika anaknya berna Kenaya sedang berulantahun. Saat itu Mujiatuan membuat masakan, yakni sambal goreng keripil kentang, masakan yang dioleh dengan tangannya sendiri itu ternyata banyak disukai anak-anak dan ibu-ibu warga setempat. 

"Setelah itu warga sering datang ke rumah untuk memesan makanan tersebut," ujar Mujiatun.

Dari sana lah Mujiataun sering membuat pesanan milik warga. Untuk meningkatkan keterampilan dan wawasannya ia kemudian mengikuti pelatihan-pelatihan bersama Dinas Perindustrian Kota Batam. Kemudian usaha tersebut terus dikebanginya dengan inovasi berbagai macam-macam makanan ringan liannya.

"Mengerjakan hanya pesanan warga saja" kata Mujiatun.

Seiring berjalannya usaha itu, istri dari Herman ini merasa terkendala dalam pemasaran, masih melewati mulut ke mulut dan menitikan di pedagang-pedangan kaki lima. "Dulu lewar hanya membuar sebanyak pesanan saja," ucapnya.

Pada 2014 Mujiatun akhirnya membuat trobosan baru, meporomosikan jualannya di media sosiaal dengan nama Kenji Snack Batam. Kini Mujuatun tidak merasa pusing lagi menjual hasil makanan buatannya.  "Cara pemasaran yang lain juga gabung di bazar-bazar," tuturnya.

Mujiantun mengatakan, menggeluti bidang tersbut tidak terlintas sedikit pun di benak fikirannya. Awalnya mujiatun hijrah ke Batam pada 1992, saat itu usianya menginja, 20 tahun. Mujiatun pindak ke Batam karena sebuah tugas, semasa itu ia bekerja disebuah maskapai penerbangan sebagai radiologi bagian kantor. Pada 1993 Mujiatun pindak bekerja  di SPBU di Pandan Wangi diwilayah Kepri Mall, dan Hotel Horizona Nagoya Hill.

"Tiga tahun bekerja 1993-1996.  Pagi masuk di SPBU dan malam di Hotel," ungkapnya.

Ia tidak menyangka usaha yang digelutinya semakin hari semakin banyak dimintai masyarakat dan berkembang begitu luas. "Kadang orang datang mencari kerumah sebagai oleh-oleh," imbuhnya.

Untuk menjalankan roda usahanya miliknya itu, Mujiatun akhirnya memberdayakan janda dan anak yatim. "Tujuannya untuk memperkuat finansial anak yatim dan janda biar tidak tergantung dengan santunan," paparnya.

Mujiatun mungkin sudah menjadi sosok idola bagi warga setempat. Sosoknya ditunggu untuk memberikan pelatihan dan motivasi, agar terus berkembang secara ekonomi mandiri. "Nama kelompok usaha janda, yakni Kelompok Usaha Bersama (KUB) Hima Mandir," ungkapnya.

Saat ini KUB milik binaan Mujiatun telah memproduksi sebanyak 20 lebih makanan, sambal bilis tamban,  sambal goreng keripik kentang,  keripik ubi, kripik pisang, keripik singkong, kripik keladi, sambal Singkong balado, kue bolen pisang, kue nona manis, kue bronis, kue ulangtahun, risol, pempek, lemper, dadar gulung, luti gendang, tlor asin, aneka jamu dan banyak lagi yang lainnya.

"Dua  yang paling dominan  yang banyak dipesan, yakni sambal bilis tamban,  dan sambal goreng keripik kentang," bebernya.

Setiap hari mereka, harus menyiapkan 50 fisis sambal bilis tamban,  dan sambal goreng keripik kentang yang dipesan oleh warga Singapura dan Malaysia.

"Sambal bilis tamban dijual Rp 25 ribu satu botol  dan sampal goreng keripik kentang dijual Rp 180 ribu per kilogram," imbunya.***



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Heri Perajin Knalpot di Batam

Pelajar SMKN 1 Batam Jadi Utusan Indonesia ke Jepang

Berbincang Dengan Erviana Madalina Sutra Dara Muda