Cerita Inspiratif "Tetap Semangat, Pulang Pergi Sekolah Naik Sepeda "
Foto : Berton naik sepeda pulang sekolah
Berton Diko Sipayung siswa SMP N 24 Kota
Jambi, kayuh sepeda tempuh jarak kurang lebih 8 KM setiap hendak pergi dan
pulang sekolah.
Oleh : AHMAD YANI
Meski bencana kabut asap masih melanda
Wilayah Kota Jambi, hal itu tidak menyurutkan semangat dan tekat seorang siswa
kelas VII SMP N 24 Kota Jambi, untuk pergi sekolah.
Pukul 08.00 WIB, putra pasangan
Sahabatta Sipayung dan Ibu Romauli
Sitohang ini bergegas menuju sekolah berharap bisa sampai pukul 08.30. Setiap
hari pulang dan pergi ia mengayuh sepeda sejauh kurang lebih 8 km.
Beda dengan anak-anak lain pada umumnya.
Setiap pagi selalu di antar orang tua dengan menggunakan sepeda motor.
"Biasonyo masuk jam 07.15. Sayo
pergi jam 06.00 dari rumah," ujar Berton, saat ditemui di kelas VII A,
Selasa (15/10/19).
Anak kedua dari empat bersaudara ini
tidak mendapat kesempatan kebahagiaan yang sama dengan anak lain. Setiap pagi
Berton harus melawan kerasnya hidup di dunia. Dengan menggunakan sepeda
semangatnya selalu dipacu. Biar keringat bercucuran, ia terus melaju hingga
sampai tujuan tepat waktu.
Rasa malu sudah dikubur dalam-dalam oleh
tekat yang kuat untuk belajar. Sedikitpun tidak ada rasa cangung pulang pergi
sekolah menggunakan sepeda.
Apa lagi pada saat ini pemandangan siswa
yang mengendarai sepeda ke sekolah sangat jarang sekali ditemukan. Sekarang
anak-anak banyak yang merasa gengsi untuk menggunakan sepeda ke sekolah. Zaman
telah banyak merubah gaya hidup manusia.
Berton tidak menempatkan keangkuhan di
dalam hidupnya, ia selalu merendahkan diri. Sebab kemampuan hidupnya terbatas
dibandingkan dengan orang lain.
Sejak berusia lima tahun ditinggal ayah,
ia harus hidup mandiri tidak maumenambah beban orang tua. Sudah bisa bersekolah
dirinya sudah merasa bersyukur.
Berton menyatakan, untuk menafkahi
keempat bersaudara, sebagai orang tua tunggal. Ibunya berkerja keras dengan
bercocok tanam sayur-sayuran dan cabai di sekeliling rumah, di RT. 04 Lorong
Keluarga Ketek, Kota Jambi. "Itulah kerjo yang mencukupi kebutuhan
kami," sebut Kaka Raju dan Tita.
Siswa kelahiran lima Oktober,
menggunakan sepeda sejak awal menduduki kelas VII SMP. Sewaktu SD ia selalu
diantar jemput oleh abangnya. "Dulu Abang ado motor, sekarang dakado
lagi," ucapnya.
Motor yang biasa digunakan mereka dulu,
kini sudah ditahan Polisi karena surat-surat kendaraan tidak ada lagi,
"Suratnyo hilang dak ketemu," cetusnya.
Atas musibah itu, Berton taklagi di
antar jemput abang. "Abang sekolah di SMK, pergi sekolah samo
kawannyo," sebut Berton.
Agar bisa tetap sekolah, Ibu Romauli harus
membeli sepeda untuk anaknya. Menurut Berton, harga sepeda yang dibelikan cukup
mahal sekitar satu jutaan. Sepeda merek Jieyang, bewarna hitam itulah
yang senantiasa menopang dirinya menuju sekolah setiap hari.
Meskipun demikian, Berton takmenghiraukan
caci maki orang lain, baginya, selagi halitu tidak merugikan orang ia terus
fokus pada tujuan hidupnya ingin tetap bersekolah dan kelak dapat membahagiakan
orang tuanya.
Sebab ia memiliki cita-cita ingin
menjadi abdi negara, sebagai seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI). Baginya
menjadi seorang TNI adalah satu kebanggaan dapat membela negara.
Tekat itu terus dipegangnya untuk memacu
diri. Agar tetap semangat menjalani hidup dan menuntun ilmu pendidikan.***
Komentar
Posting Komentar