Karina Pelajar SMAN 17 Batam Ciptakan Wayang Dari Tempurung
Karina Putri Yuti, pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 17 Batam, kelas XII jurusan Matematika Ilmu Alam (MIA), menciptakan kerajinan tangan wayang dari tempurung kelapa.
AHMAD YANI- Batam
Karina begitulah nama sapaan kesehariannya, wanita yang genap berusia 18 tahun ini, tinggal di Buana View Blok Melati nomor 9, Batuaji. Wanita ini mempunyai kegemaran berkesenian membuat sebuah kerajinan tangan bernilai seni tinggi, yaitu sebuah wayang berbahan tempurung kelapa.
Selasa (9/1) pukul 11.30 WIB, saya menyambangi ke sekolahnya yang beradi di Kavling Bukit Seroja Dapur 12, Sagulung, tempat ia menuntut ilmu. Kedatang saya disambut oleh seorang guru bernama Jamal Dinata."Ada yang bisa kami bantu mas," ujar guru yang diketahui menjabat sebagai waka kesiswaan itu.
Kemudian saya menyampaikan niat ingin bertemu seorang murid yang memiliki kegemaran membuat kerajinan seni wayang dari tempurung itu. Setelah menyampaikan maksud dan tujuan, kemudian saya dipersilahkan masuk ke ruang guru."Silahkan masuk mas. Oh ia mauketemu dengan Karina, ada nanti saya panggilkan," kata lelaki berkulit gelap itu.
Tidak lama kemudian seorang wanita dengan tinggi badan kurang lebih 160 cm, mengenakan baju putih, rok abu-abu, dan berkerudung putih datang menghampiri. "Mas yang cari saya,"Sapa wanita itu. "Ia kamu Karina ia," tanya saya.
Di ruangan guru berukuran 5x7 meter itu. Perbincangan itu berangsung di kursi berwarna kuning. Karina merupakan anak ke dua dari empat bersaudara, sang ayah bernama Yurnalis, 60, dan ibu Rumiati, 44.
Karina mengaku mulai menggemari kerajinan tangan sejak menduduki bangku pelajaran kelas lima Sekolah Dasar (SD), kala itu ia bersekolah di SDN 001 Sagulung. Kemudian beranjak Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 11 Batam. "Saat itu hanya sebatas belajar dan untuk mengambil nilai mata pelajaran keterampilan saja,"Terang wanita berkulit sawo matang.
Tak dipungkiri, karina juga mengakui bahwa mencintai kesenian mungkin sudah tertular dari darah sang ayah, yang mana sang ayah juga memiliki hobi berkesenian yaitu melukis."Kata ayah dulu semasa muda ia hobi melukis," beber wanita keturnan Padang itu.
Ia juga mengaku tidak hanya suka membut seni kerajinan tangan saja, ia juga suka berkesenian lainnya seperti bermain alat musik, seperti gitar, piano, bahkan suling. Selain membuat kerajinan wayang dari tempurung kelapa, kerajinan yang lain dari tempurung juga perah dibuatnya, seperti lampion, dan juga asbak."Bungan dari daur ulang sampah permen dan bunga dari daun jagung," imbuhnya.
Lanjut Karina, ketika masuk sekolah di SMAN 17 Batam kegemarannya pun terus ditunjukkan lewat mata pelajaran prakarya dibimbing oleh guru bernama Desma Wati kala itu ia masih duduk di kelas XI."Sudah membuat tiga karya kerajinan wayang dari tempurung," ungkapnya.
Karena memiliki ide yang unik, kemudian ia diikut sertakan dalam perlombaan FL2SN berlangsung di Gedung Gurindam Sekupang. Tingkat kota kategori seni karya Pada akhir bulan Mai 2015 lalu. Dalam perlombaan itu karya yang diciptanya ialah wayang tempurung dengan tokoh arjuna. "Juara pertama, berhasil menyingkirkan peserta dari se kolah lain," ungkapnya. Pada saat dikirim ke ting perlombaan FL2SN karyanya belum berhasil terpilih menjadi juara. Meski tikda meraih prestasi, ia megaku masih tetap semangat untuk berbuat yang terbaik.
Karina menjelaskan cara membuat hasil karyanya wayang dari tempurung, yang perlu dipersiapkan adalah bahan, pertama mencari batok kelapa (Tempurung, red), bambu, baut ukuran kecil, siapkan cat, tiner, amplas, martil dan karton. Cara pembuatannya, pertama batok dibersihkan kemudian diamplas, kemudian dijemur terik mata hari untuk menghilangkan basah, dan jamur. Lalu tempurung dipecahkan berkeping-keping kemudian tempurung yang sudah dipecahkan dipilih.
"Terlebih dahulu buat dasar pola berbentuk wayang sesui tokoh yang kita inginkan, dari kertas karton. Dasar boleh juga dari triplek" jelasnya.
Kemudian tempurung yang telah dipecahkan ditempelkan ke karton yang sudah dipola menggunkan lem kayu. Agar wayang bisa digerakkan seperti wayang pada umunya, bagian tangan di sikut dan bahu berikan baut. "jagan lupa beri tangkai (Cempurit, red) dari bambu bagian kedua tangan dan bokong," tungkasnya.
Setelah itu kata Karina jagan lupa dikeringkan Kemudian diberi warna dengan cara dilukis menggunakan cat minya dan terakhir diberi pernis agar telihat mengkilkat.
"Yang paling rumit adalah ketika menyesuakan batok kelapa yang telah dipecahkan dengan pola dasar. Kita harus menyesuaikan dengan ukuran agar seimbang," kata Karina.
Wayang yang dibuat karina berukuran tinggi 30 cm, sedangkan lebar 5 cm. Ia berharap kelak ia bisa meneruskan kerajinan yang ia buat agar bisa menjadi industri kerajinan yang bisa menjanjikan untuk usaha."Bisa menjadi miniatur untuk hiasan rumah," tutupnya.
Waka Kesiswaan SMAN 17 Batam, Jamal Dinata, mengatakan selagi siswa-sisw mau berkarya, pihak sekolah selalu mendorong apapun kegitan yang meraka lalakukan baik dibidang pendidikan maupun non pendidikan, agar bakat yang dimiliki tidak terpendam. "Dari yang tidak punya sekali pun juga kita bimbing," kata Jamal.
Untuk terus memacu semangat dan motifasi anak-anak didik, kata Jamal, bagi siswa yang berprestasi selalu diberikan penghargaan yaitu diberikan biasiswa, keringan komite, hadih kami serahkan kepada kemerekan. "Meski tidak besar, tetapi bisa sedikit membantu dan memotifasi yang lainya juga," tuturnya.
Sementara itu Kepala Sekolah SMAN 17 Batam, Hermiarni berharap kedepan anak-anak didiknya bisa berprestasi dibidangnya masih-masih dan dapat mengharukan nama baik sekolah dan dunia pendidikan itu sendiri."Kalu Ada perlomban di sekolah lain kami usakan ikut kalau memang punya fotensi," ujar kepala sekolah.***
AHMAD YANI- Batam
Karina begitulah nama sapaan kesehariannya, wanita yang genap berusia 18 tahun ini, tinggal di Buana View Blok Melati nomor 9, Batuaji. Wanita ini mempunyai kegemaran berkesenian membuat sebuah kerajinan tangan bernilai seni tinggi, yaitu sebuah wayang berbahan tempurung kelapa.
Selasa (9/1) pukul 11.30 WIB, saya menyambangi ke sekolahnya yang beradi di Kavling Bukit Seroja Dapur 12, Sagulung, tempat ia menuntut ilmu. Kedatang saya disambut oleh seorang guru bernama Jamal Dinata."Ada yang bisa kami bantu mas," ujar guru yang diketahui menjabat sebagai waka kesiswaan itu.
Kemudian saya menyampaikan niat ingin bertemu seorang murid yang memiliki kegemaran membuat kerajinan seni wayang dari tempurung itu. Setelah menyampaikan maksud dan tujuan, kemudian saya dipersilahkan masuk ke ruang guru."Silahkan masuk mas. Oh ia mauketemu dengan Karina, ada nanti saya panggilkan," kata lelaki berkulit gelap itu.
Tidak lama kemudian seorang wanita dengan tinggi badan kurang lebih 160 cm, mengenakan baju putih, rok abu-abu, dan berkerudung putih datang menghampiri. "Mas yang cari saya,"Sapa wanita itu. "Ia kamu Karina ia," tanya saya.
Di ruangan guru berukuran 5x7 meter itu. Perbincangan itu berangsung di kursi berwarna kuning. Karina merupakan anak ke dua dari empat bersaudara, sang ayah bernama Yurnalis, 60, dan ibu Rumiati, 44.
Karina mengaku mulai menggemari kerajinan tangan sejak menduduki bangku pelajaran kelas lima Sekolah Dasar (SD), kala itu ia bersekolah di SDN 001 Sagulung. Kemudian beranjak Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 11 Batam. "Saat itu hanya sebatas belajar dan untuk mengambil nilai mata pelajaran keterampilan saja,"Terang wanita berkulit sawo matang.
Tak dipungkiri, karina juga mengakui bahwa mencintai kesenian mungkin sudah tertular dari darah sang ayah, yang mana sang ayah juga memiliki hobi berkesenian yaitu melukis."Kata ayah dulu semasa muda ia hobi melukis," beber wanita keturnan Padang itu.
Ia juga mengaku tidak hanya suka membut seni kerajinan tangan saja, ia juga suka berkesenian lainnya seperti bermain alat musik, seperti gitar, piano, bahkan suling. Selain membuat kerajinan wayang dari tempurung kelapa, kerajinan yang lain dari tempurung juga perah dibuatnya, seperti lampion, dan juga asbak."Bungan dari daur ulang sampah permen dan bunga dari daun jagung," imbuhnya.
Lanjut Karina, ketika masuk sekolah di SMAN 17 Batam kegemarannya pun terus ditunjukkan lewat mata pelajaran prakarya dibimbing oleh guru bernama Desma Wati kala itu ia masih duduk di kelas XI."Sudah membuat tiga karya kerajinan wayang dari tempurung," ungkapnya.
Karena memiliki ide yang unik, kemudian ia diikut sertakan dalam perlombaan FL2SN berlangsung di Gedung Gurindam Sekupang. Tingkat kota kategori seni karya Pada akhir bulan Mai 2015 lalu. Dalam perlombaan itu karya yang diciptanya ialah wayang tempurung dengan tokoh arjuna. "Juara pertama, berhasil menyingkirkan peserta dari se kolah lain," ungkapnya. Pada saat dikirim ke ting perlombaan FL2SN karyanya belum berhasil terpilih menjadi juara. Meski tikda meraih prestasi, ia megaku masih tetap semangat untuk berbuat yang terbaik.
Karina menjelaskan cara membuat hasil karyanya wayang dari tempurung, yang perlu dipersiapkan adalah bahan, pertama mencari batok kelapa (Tempurung, red), bambu, baut ukuran kecil, siapkan cat, tiner, amplas, martil dan karton. Cara pembuatannya, pertama batok dibersihkan kemudian diamplas, kemudian dijemur terik mata hari untuk menghilangkan basah, dan jamur. Lalu tempurung dipecahkan berkeping-keping kemudian tempurung yang sudah dipecahkan dipilih.
"Terlebih dahulu buat dasar pola berbentuk wayang sesui tokoh yang kita inginkan, dari kertas karton. Dasar boleh juga dari triplek" jelasnya.
Kemudian tempurung yang telah dipecahkan ditempelkan ke karton yang sudah dipola menggunkan lem kayu. Agar wayang bisa digerakkan seperti wayang pada umunya, bagian tangan di sikut dan bahu berikan baut. "jagan lupa beri tangkai (Cempurit, red) dari bambu bagian kedua tangan dan bokong," tungkasnya.
Setelah itu kata Karina jagan lupa dikeringkan Kemudian diberi warna dengan cara dilukis menggunakan cat minya dan terakhir diberi pernis agar telihat mengkilkat.
"Yang paling rumit adalah ketika menyesuakan batok kelapa yang telah dipecahkan dengan pola dasar. Kita harus menyesuaikan dengan ukuran agar seimbang," kata Karina.
Wayang yang dibuat karina berukuran tinggi 30 cm, sedangkan lebar 5 cm. Ia berharap kelak ia bisa meneruskan kerajinan yang ia buat agar bisa menjadi industri kerajinan yang bisa menjanjikan untuk usaha."Bisa menjadi miniatur untuk hiasan rumah," tutupnya.
Waka Kesiswaan SMAN 17 Batam, Jamal Dinata, mengatakan selagi siswa-sisw mau berkarya, pihak sekolah selalu mendorong apapun kegitan yang meraka lalakukan baik dibidang pendidikan maupun non pendidikan, agar bakat yang dimiliki tidak terpendam. "Dari yang tidak punya sekali pun juga kita bimbing," kata Jamal.
Untuk terus memacu semangat dan motifasi anak-anak didik, kata Jamal, bagi siswa yang berprestasi selalu diberikan penghargaan yaitu diberikan biasiswa, keringan komite, hadih kami serahkan kepada kemerekan. "Meski tidak besar, tetapi bisa sedikit membantu dan memotifasi yang lainya juga," tuturnya.
Sementara itu Kepala Sekolah SMAN 17 Batam, Hermiarni berharap kedepan anak-anak didiknya bisa berprestasi dibidangnya masih-masih dan dapat mengharukan nama baik sekolah dan dunia pendidikan itu sendiri."Kalu Ada perlomban di sekolah lain kami usakan ikut kalau memang punya fotensi," ujar kepala sekolah.***
Komentar
Posting Komentar