Kelola Limbah Menjadi Barang Bernilai Ekonomi
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Batam, alamat Kavling Bukit Kamboja, Dapur 12, Seipelunggut, Sagulung, Batam, Kelola limbah menjadia barang ekonomi kreatif, sehingga menjadi usaha yang menjanjikan.
AHMAD YANI, Batam
Lihai membuat sebuah karya kerajinan tangan, dan melahirkan sesuatu yang bermamfaat, ya begitulah murid di SMK Negeri 5 Batam. Beberapa karya telah dilahirkan dari tangan-tangan para siswa yang kreatif . Karya tersebut berasal dari limbah, barang bekas yang tidak berguna lagi, telah dibuang dan kemudian diambil oleh siswa SMK Nergeri 5 Batam diolah dan dijadikan miniatur yang indah, siap untuk di pasarkan.
Muhmad Fikri Ramanda salah satu siswa Kelas X Instalasi Mesin Perkapalan seorang pengrajin yang telah membuat sebuah karya berupa miniatur helikopter yang dirancang dengan sagat unik dari botol kaling minuman bekas.
M Fikri, saat dijumpai di rungan guru pembina program pengelolaan limbah menjadi barang bernilai ekonomi Yusmarni, di ruangan sebesar 2X3 itu, M Fikri mengakui sangat senang membuat kerajinan tersebut, ia sudah membuat helikopter dari bahan bekas, berupa botol kaleng soya, sedangkan bagian baling-baing helikopter terbuat dari manian anak-anak bekas dan bahan yang lain lem untuk perekat, baterai kecil, dan dinamo untuk bisa menggerak kipas supaya berputar layaknya seperti helikopter yang siap diterbangkna.
"Baterai ada dua, diberi sakelar dan stok kontak, jadi balin-baling bisa mutar," terang lelaki bertubuh ceking.
Sekali melihat helikopter butan M fikri itu, seolah benar-benar helikopter mainan yang mampu diterbangkan, karena mempunyai mesin dan baling-baling yang bisa berputar.
"Kalau kipasnya ber putar, badanya sedikit terangkat, tapi saat ini belum mampu terbang," terang putra Ernita dan Pramli.
Ia mengakui sedikit kebingungan ketika awal mula membuat helikopter tersebut. Pembuatanya tergolong cukup rumit harus menggunting pola kaleng terlebih dahulu, agak sedikit berhati-hati, kalu sampai salah cara memotong kaleng yang dipotong bisa melukai tangan.
"Bagian yang telah dipotong menjadi tajam dan kerap membuat luka," terang M fikri.
Selain itu M Fikri mengakui kesulitan yang lain juga terdapat pada saat menyatukan pola yang telah dipotong dan kemudian disatukan dengan mengunakan perekat lem setan.
"Harus butuh kesabaran, kadang susah lengket, dan miring jadinya bongkar lagi" pungkas M fikri.
Lanjut M Fikir, untuk mencari bahan baku pembuatan kerajinan tersebut cukup tergolong mudah, ia bersama teman-temanya mencari di warung dan sebagianya sisa lebarab lalu."Kadang dicari di tempat pembuangan sampah, dan sisa milik tetangga," bebernya.
M Fikir mengaku usahanya tersebut tidak sampai di situ saja, rencananya kelak ia bisa mebut helikopter yang nyata bisa terbang layaknya seperti helikopter yang mengunakan remot kontrol.
Sementara itu, Riduan Juli Fitrianto, 25, guru prakarya mengatakan tidak hanya kerajianan dari bahan boto kaleng minuman bekas, SMK Negeri 5 Batam juga memamfaatkan kertas atau koran, kaleng dan botol minuman sebagai bahan untuk praktek lainya.
"Kertas kita buat tempat pensil, Kaleng minuman kita buat motor pespa, botol bekas kita buat helikopter" ujar Riduan.
Riduan mengatakan untuk pola pembelajaran, sebelum anak didiknya bekerja membuat sebuah karya, terlebih dahulu anak-anak diberi sebuah tontonan video cara membuat kerajianannya, selain itu juga dibuat gambar di papan tulis, mereka terus menyaksiakannya.
"Kalau yang rajin selesai dalam dua hari, kalau yang malas dua minggu bisa ngak jadi juga," ungkap Riduan.
Selaku guru koordinator pembina program pengelolaan limbah menjadi barang bernilai ekonomi,Yusmarni, 43, mengatakan ide tersebut tibul setelah ia ikut seminar pelatihan Achievement Motivation Training (AMT), dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), 5 bulan yang lalu, pada bulan 21-27 April 2015.
"Saya mendapatkan inspirasi bagaimana cara menciptakan ekonomi kreatif dalam rangka meningkatkan taraf ekonomi masyarakat bagi pelajar untuk bisa kreatif nantinya akan menghadapi tantangan ekomi Asian," terang Yusmarni.
Setelah mengikuti seminar, kemudian atas kesepakatan kepala sekolah SMKN 5, dibuatlah satu trobosan baru, yakni membuta ide mengola Sumber Daya Manusia (SDM) bagi pelajar, dan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pengejar yang ada di SMKN 5, untuk bersama-sama memiliki kreatifitas.
"Bagaimana menciptakan semacam usaha yang menjanjikan berasal dari barang bekas bagi pelajar," papar Yusmarni.
Bersama para guru bidang studi, seperti kewira usahaan, Bahasa Indonesia, kemudian memasukkan matari pengelolahan limbah tersebut, kedalam kurikulum yang relefan untuk dilaksanaakan pembelajaranya secara klasikal.
"Kemudian kita kembangkan kurikulum itu sesui dengan fotensi, yang ada di sekolah kita," pungkas Yusmarni.
Anak dituntut untuk bisa memiliki kreativitas yang tinggi agar menjadi manusia yang mandiri, dan tidak cangung menghadapi tantangan MEA itu sendiri.
"Anak-anak siap bertarung dan berkopetesi, sebagai manusia yang memiliki jiwa pengusaha, tidak cangugg bersaing dengan pengusaha asing dan tidak hanya menjadi penonton di negri sendiri tetapi bisa menciptakan lapangan kerja baru, di bidang usaha pengelolahan limbah menjadi barang berharga," terang Yusmarni.
Utuk pemasatran nantnya, SMKN 5 juga melakukan kerja sama dengan beberapa pengusa galeri yang ada di Kota Batam untuk bisa membantu memasarkan prodak yang telah dihasilkan oleh para pelajar.
"Yang menampung karya kita, Yuda galeri Vakansi di ruku dermaga blok RG no 08 sukajadi. Bagai para pembeli atau konsumen mau membeli atau melihat bisa dirtemukan di galeri tersebut," terang Yusmarni.
Untuk harga pasaran nantinya, Motor pespa akan dijual dengan harga Rp 50 ribu dan minatur helkopter Rp 80 ribu.***
AHMAD YANI, Batam
Lihai membuat sebuah karya kerajinan tangan, dan melahirkan sesuatu yang bermamfaat, ya begitulah murid di SMK Negeri 5 Batam. Beberapa karya telah dilahirkan dari tangan-tangan para siswa yang kreatif . Karya tersebut berasal dari limbah, barang bekas yang tidak berguna lagi, telah dibuang dan kemudian diambil oleh siswa SMK Nergeri 5 Batam diolah dan dijadikan miniatur yang indah, siap untuk di pasarkan.
Muhmad Fikri Ramanda salah satu siswa Kelas X Instalasi Mesin Perkapalan seorang pengrajin yang telah membuat sebuah karya berupa miniatur helikopter yang dirancang dengan sagat unik dari botol kaling minuman bekas.
M Fikri, saat dijumpai di rungan guru pembina program pengelolaan limbah menjadi barang bernilai ekonomi Yusmarni, di ruangan sebesar 2X3 itu, M Fikri mengakui sangat senang membuat kerajinan tersebut, ia sudah membuat helikopter dari bahan bekas, berupa botol kaleng soya, sedangkan bagian baling-baing helikopter terbuat dari manian anak-anak bekas dan bahan yang lain lem untuk perekat, baterai kecil, dan dinamo untuk bisa menggerak kipas supaya berputar layaknya seperti helikopter yang siap diterbangkna.
"Baterai ada dua, diberi sakelar dan stok kontak, jadi balin-baling bisa mutar," terang lelaki bertubuh ceking.
Sekali melihat helikopter butan M fikri itu, seolah benar-benar helikopter mainan yang mampu diterbangkan, karena mempunyai mesin dan baling-baling yang bisa berputar.
"Kalau kipasnya ber putar, badanya sedikit terangkat, tapi saat ini belum mampu terbang," terang putra Ernita dan Pramli.
Ia mengakui sedikit kebingungan ketika awal mula membuat helikopter tersebut. Pembuatanya tergolong cukup rumit harus menggunting pola kaleng terlebih dahulu, agak sedikit berhati-hati, kalu sampai salah cara memotong kaleng yang dipotong bisa melukai tangan.
"Bagian yang telah dipotong menjadi tajam dan kerap membuat luka," terang M fikri.
Selain itu M Fikri mengakui kesulitan yang lain juga terdapat pada saat menyatukan pola yang telah dipotong dan kemudian disatukan dengan mengunakan perekat lem setan.
"Harus butuh kesabaran, kadang susah lengket, dan miring jadinya bongkar lagi" pungkas M fikri.
Lanjut M Fikir, untuk mencari bahan baku pembuatan kerajinan tersebut cukup tergolong mudah, ia bersama teman-temanya mencari di warung dan sebagianya sisa lebarab lalu."Kadang dicari di tempat pembuangan sampah, dan sisa milik tetangga," bebernya.
M Fikir mengaku usahanya tersebut tidak sampai di situ saja, rencananya kelak ia bisa mebut helikopter yang nyata bisa terbang layaknya seperti helikopter yang mengunakan remot kontrol.
Sementara itu, Riduan Juli Fitrianto, 25, guru prakarya mengatakan tidak hanya kerajianan dari bahan boto kaleng minuman bekas, SMK Negeri 5 Batam juga memamfaatkan kertas atau koran, kaleng dan botol minuman sebagai bahan untuk praktek lainya.
"Kertas kita buat tempat pensil, Kaleng minuman kita buat motor pespa, botol bekas kita buat helikopter" ujar Riduan.
Riduan mengatakan untuk pola pembelajaran, sebelum anak didiknya bekerja membuat sebuah karya, terlebih dahulu anak-anak diberi sebuah tontonan video cara membuat kerajianannya, selain itu juga dibuat gambar di papan tulis, mereka terus menyaksiakannya.
"Kalau yang rajin selesai dalam dua hari, kalau yang malas dua minggu bisa ngak jadi juga," ungkap Riduan.
Selaku guru koordinator pembina program pengelolaan limbah menjadi barang bernilai ekonomi,Yusmarni, 43, mengatakan ide tersebut tibul setelah ia ikut seminar pelatihan Achievement Motivation Training (AMT), dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), 5 bulan yang lalu, pada bulan 21-27 April 2015.
"Saya mendapatkan inspirasi bagaimana cara menciptakan ekonomi kreatif dalam rangka meningkatkan taraf ekonomi masyarakat bagi pelajar untuk bisa kreatif nantinya akan menghadapi tantangan ekomi Asian," terang Yusmarni.
Setelah mengikuti seminar, kemudian atas kesepakatan kepala sekolah SMKN 5, dibuatlah satu trobosan baru, yakni membuta ide mengola Sumber Daya Manusia (SDM) bagi pelajar, dan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pengejar yang ada di SMKN 5, untuk bersama-sama memiliki kreatifitas.
"Bagaimana menciptakan semacam usaha yang menjanjikan berasal dari barang bekas bagi pelajar," papar Yusmarni.
Bersama para guru bidang studi, seperti kewira usahaan, Bahasa Indonesia, kemudian memasukkan matari pengelolahan limbah tersebut, kedalam kurikulum yang relefan untuk dilaksanaakan pembelajaranya secara klasikal.
"Kemudian kita kembangkan kurikulum itu sesui dengan fotensi, yang ada di sekolah kita," pungkas Yusmarni.
Anak dituntut untuk bisa memiliki kreativitas yang tinggi agar menjadi manusia yang mandiri, dan tidak cangung menghadapi tantangan MEA itu sendiri.
"Anak-anak siap bertarung dan berkopetesi, sebagai manusia yang memiliki jiwa pengusaha, tidak cangugg bersaing dengan pengusaha asing dan tidak hanya menjadi penonton di negri sendiri tetapi bisa menciptakan lapangan kerja baru, di bidang usaha pengelolahan limbah menjadi barang berharga," terang Yusmarni.
Utuk pemasatran nantnya, SMKN 5 juga melakukan kerja sama dengan beberapa pengusa galeri yang ada di Kota Batam untuk bisa membantu memasarkan prodak yang telah dihasilkan oleh para pelajar.
"Yang menampung karya kita, Yuda galeri Vakansi di ruku dermaga blok RG no 08 sukajadi. Bagai para pembeli atau konsumen mau membeli atau melihat bisa dirtemukan di galeri tersebut," terang Yusmarni.
Untuk harga pasaran nantinya, Motor pespa akan dijual dengan harga Rp 50 ribu dan minatur helkopter Rp 80 ribu.***
Komentar
Posting Komentar